Pengertian Jaringan Darah, Fungsi dan Jenis Jaringan Darah
· Pengertian Jaringan Darah
Jaringan darah adalah gabungan
dari cairan sel –sel dan partikel yang menyerupai sel, yang mengalir
dalam arteri kapiler dan vena. Darah adalah cairan yang terdapat pada
hewan tingkat tinggi yang berfungsi sebagai alat transportasi zat
seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh, pertahanan tubuh dari
serangan kuman, dll. Beda halnya dengan tumbuhan, manusia dan hewan
level tinggi mempunyai sistem transportasi dengan darah. Darah merupakan
suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai
alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang
kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan
kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Darah
merupakan jaringan khusus yang mengalami sirkulasi, terdiri atas
berbagai macam sel yang bersatu dalam cairan yang disebut plasma.
Sedikit berbedadengan cairan lain, tetapi bergerak terus dari satu
tempat ke tempat lainnya. Aliran darah dalam saluran tubuh menjamin
lingkungan yang tetap agar semua sel serta jaringan mampu melaksanakan
fungsinya.
· Fungsi Jaringan Darah
- Mengangkut O2 dari paru – paru ke seluruh tubuh.
- Mengangkut CO2 dari seluruh tubuh ke paru – paru.
- Mengangkut sari–sari makanan (nutrien)keseluruh tubuh.
- Mengangkut sisa–sisa metabolisme.
- Mengedarkan hormon(hasil sekresi)dari kelenjar hormon ke tempat yang membutuhkan.
- Mengatur suhu tubuh ( dengan jalan membawa panas dari bagian tubuh yang aktif ke bagian tubuh yang tidak aktif).
- Menjaga keseimbangan asam dan basa.
- Menjaga tubuh dari infeksi kuman.
· Jenis Jaringan Darah
Sel darah adalah semua sel dalam segala bentuk yang secara normal ditemukan dalam darah.
a) Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel darah merah atau yang juga disebut sebagai eritrosit berasal dari Bahasa Yunani, yaitu erythros berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel. Sel darah merah (eritrosit) adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah dalam hewan bertulang belakang. Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen. Hemoglobin akan mengambil oksigen dari paru-paru dan insang, dan oksigen akan dilepaskan saat eritrosit melewati pembuluh kapiler. Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya berasal dari zat besi. Pada manusia, sel darah merah dibuat di sumsum tulang belakang, lalu membentuk kepingan bikonkaf. Di dalam sel darah merah tidak terdapat nukleus. Sel darah merah sendiri aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurka.
Ciri – ciri eritrosit:
Tidak
bernukleus dengan eosin berwarna pink (merah muda). Besarnya uniform,
kira – kira 7,6 µm dan dapat digunakan sebagai ukuran terhadap besar
jenis sel yang lain.
a. Sel Darah Merah Vertebrata
Sel darah merah secara umum terdiri dari hemoglobin, sebuah metalloprotein kompleks yang mengandung gugus heme, dimana dalam golongan heme tersebut, atom besi akan tersambung secara temporer dengan molekul O2 di paru-paru dan insang, dan kemudian molekul O2
ini akan di lepas ke seluruh tubuh. Oksigen dapat secara mudah
berdifusi lewat membran sel darah merah. Hemoglobin di el darah merah
juga membawa beberapa produk buangan seperti CO2 dari jaringan-jaringan di seluruh tubuh. Hampir keseluruhan molekul CO2 tersebut dibawa dalam bentuk bikarbonat dalam plasma darah. Myoglobin, sebuah senyawa yang terkait dengan hemoglobin, berperan sebagai pembawa O2 di jaringan otot.
Warna dari sel darah merah berasal dari gugus heme yang terdapat pada hemoglobin. Sedangkan cairan plasma darah sendiri berwarna kuning kecoklatan, tetapi eritrosit akan berubah warna tergantung pada kondisi hemoglobin.
Ketika terikat pada oksigen, el darah merah akan berwarna merah terang
dan ketika oksigen dilepas maka warna erirosit akan berwarna lebih
gelap, dan akan menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh darah dan kulit. Metode tekanan oksimetri mendapat keuntungan dari perubahan warna ini dengan mengukur kejenuhan oksigen pada darah arterial dengan memakai teknik kolorimetri.
Pengurangan
jumlah oksigen yang membawa protein di beberapa sel tertentu (daripada
larut dalam cairan tubuh) adalah satu tahap penting dalam evolusi
makhluk hidup bertulang belakang (vertebratae). Proses ini menyebabkan
terbentuknya sel darah merah yang memiliki viskositas rendah, dengan
kadar oksigen yang tinggi, dan difusi oksigen yang lebih baik dari sel darah ke jaringan tubuh. Ukuran eritrosit berbeda-beda pada tiap spesies vertebrata.
Lebar sel darah merah kurang lebih 25% lebih besar daripada diameter
pembuluh kapiler dan telah disimpulkan bahwa hal ini meningkatkan
pertukaran oksigen dari sel darah merah dan jaringan tubuh.
Vertebrata yang diketahui tidak memiliki eritrosit adalah ikan dari familia Channichthyidae.
Ikan dari familia Channichtyidae hidup di lingkungan air dingin yang
mengandung kadar oksigen yang tinggi dan oksigen secara bebas terlarut
dalam darah mereka. Walaupun mereka tidak memakai hemoglobin lagi,
sisa-sisa hemoglobin dapat ditemui di genom mereka.
b. Sel Darah Merah Mamalia
Pada awal pembentukannya, sel darah merah mamalia memiliki nuklei,
tapi nuklei tersebut perlahan-lahan menghilang karena tekanan saat sel
darah merah menjadi dewasa untuk memberikan ruangan kepada hemoglobin. Sel darah merah mamalia juga kehilangan organel sel lainnya seperti mitokondria. Maka, eritrosit tidak pernah memakai oksigen yang mereka antarkan, tetapi cenderung menghasilkan pembawa energi ATP lewat proses fermentasi yang diadakan dengan proses glikolisis pada glukosa yang diikuti pembuatan asam laktat. Sel darah merah tidak memiliki reseptor insulin dan pengambilan glukosa pada eritrosit tidak dikontrol oleh insulin. Karena tidak adanya nuklei dan organel lainnya, eritrosit dewasa tidak mengandung DNA dan tidak dapat mensintesa RNA,
dan hal ini membuat eritrosit tidak bisa membelah atau memperbaiki diri
mereka sendiri. Eritrosit mamalia berbentuk kepingan bikonkaf yang
diratakan dan diberikan tekanan di bagian tengahnya, dengan bentuk
seperti "barbel" jika dilihat secara melintang. Bentuk ini (setelah
nuklei dan organelnya menghilang) akan mengoptimisasi sel dalam proses
pertukaran oksigen dengan jaringan tubuh di sekitarnya. Bentuk sel
sangat fleksibel sehingga muat ketika masuk ke dalam pembuluh kapiler yang kecil. Eritrosit biasanya berbentuk bundar, kecuali pada eritrosit di keluarga Camelidae (unta), yang berbentuk oval.
b) Sel Darah Putih (Leukosit)
Leukosit
atau sel darah putih adalah salah satu jenis darah yang bertanggung
jawab terhadap sistem imun tubuh dan berfungsi untuk memusnahkan
benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misalnya virus
atau bakteri.
Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara
amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan
normal terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes. Dalam kasus leukemia,
jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes. Pada sel darah
putih terdapat lima jenis yang bentuk jumlah dan fungsinya berbeda
yaitu:
§ Basofil
Granula basofil mengandung histamin. Histamin adalah salah
satu sinyal kimia yang akan dikirimkan jika terjadi luka dan
peradangan. Basofil terlibat dalam reaksi alergi atau melawan protein
asing yang masuk ke dalam tubuh. Jumlahnya > 1% dari jumlah sel darah
putih.
§ Eosinofil
Eosinofil
berjumlah 4% dari jumlah sel darah putih. Eosinofil hanya sedikit
bersifat fagositik tetapi mempunyai enzim penghancur. Fungsi eosinofil
yaitu melawan parasit besar seperti cacing dengan cara menghancurkan
dinding luar tubuh cacing.
§ Neutrofil
Neutrofil merupakan 65% dari sel darah putih. Neutrofil bergerak secara ameboid dan berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan kecil lainnya, serta yang
memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri. Aktivitas dan
matinya neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya nanah.
Neotrofil hanya berumur sekitar 6 – 20 jam.
§ Limfosit
Limfosit lebih umum dalam sistem limfa. Berjumlah 25% dari sel darah putih. Sel darah putih mempunyai tiga jenis limfosit yaitu:
a. Sel B: Sel B membuat antibodi yang mengikat patogen
lalu menghancurkannya. (Sel B tidak hanya membuat antibodi yang dapat
mengikat patogen, tetaapi setelah adanya serangan, beberapa sel
b. B akan mempertahankan kemampuannya dalam menghasilkan antibodi sebagai layanan sistem 'memori'.) Sel T: CD4+ (pembantu) Sel T mengkoordinir tanggapan ketahanan (yang bertahan dalam infeksi HIV) sarta penting untuk menahan bakteri intraseluler. CD8+ (sitotoksik) dapat membunuh sel yang terinfeksi virus.
c. Sel natural killer: Sel pembunuh alami (natural killer, NK) dapat membunuh sel tubuh yang tidak menunjukkan sinyal bahwa dia tidak boleh dibunuh karena telah terinfeksi virus atau telah menjadi kanker.
§ Monosit
Monosit
terdapat sekitar 6% dari jumlah sel darah putih. Monosit merupakan
fagosit yang efektif. Monosit beredar di dalam darah selama beberapa
jam, kemudian berpindah ke jaringan. Di dalam jaringan monosit membesar
dan berkembang menjadi makrofag. Monosit membagi fungsi "pembersih vakum" (fagositosis) dari neutrofil, tetapi lebih jauh dia hidup dengan tugas tambahan memberikan potongan patogen kepada sel T sehingga patogen tersebut dapat dihafal dan dibunuh, atau dapat membuat tanggapan antibodi untuk menjaga.
c)Trombosit
Trombosit
atau keping darah adalah fragmen sel yang tersirkulasi dalam darah yang
terlibat dalam mekanisme hemostatis tingkat sel yang menimbulkan
pembekuan darah. Jumlah keeping darah yang sedikit dapat menyebabkan
pendarahan, sedangkan jumlah yang tinggi dapat meningkatkan resiko
thrombosis. Trombosit memiliki bentuk yang tidak teratur, tidak
berwarna, tidak berinti, berukuran lebih kecil dari eritrosit dan
leukosit. Serta mudah pecah bila tersentuh benda kasar. Jumlah trombosit
20.000 – 30.000 keping/mm3 darah. Trombosit merupakan sumber trombokinase yang penting dalam pembekuan darah.
1.1 Komponen Penyusun Jaringan Darah
Komposisi
darah terdiri atas plasma darah yang berkisar 55% dan yang lain adalah
benda darah yaitu 45%. Volume total dari darah yaitu sekitar 7 – 8% dari
berat badan. Darah cair atau plasma darah adalah cairan darah berbentuk
butiran – butiran darah. Di dalam plasma darah terdiri atas air yang
bersifat homogen dan alkalis lemah, yang di dalamnya terkandung garam
organik 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, dan natrium fosfat)
protein hormone dan lemak. Warna kuning yang terdapat dalam plasma darah
disebabkan oleh adanya bilirubin, sedangkan warna merahnya disebabkan
oleh eritrosit yang mengandung Hb. Di dalamnya terkandung benang –
benang fibrin yang berguna dalam pembekuan darah.
Korpuskula darah terdiri dari :
§ Eritrosit (sekitar 99%)
Eritrosit
tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap
sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung Hb dan mengedarkan O2. Eritrosit berperan dalam penentuan golongan darah.
§ Leukosit (0,2%)
Leukosit
bertanggung jawab terhadap sistem pertahanan tubuh dan bertugas untuk
memusnahkan benda – benda yang di anggap asing dan berbahaya bagi tubuh.
Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang
yang kekurangan leukosit menderita leukopenia dan yang kelebihan
menderita leukimia.
§ Trombosit (0,6 – 1,0%)
Trombosit berperan dalam pembekuan darah.
Plasma
darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung: albumin, bahan
pembekuan darah, immunoglobin (antibodi), hormon, berbagai jenis
protein, dan berbagai jenis garam.
1.2 Struktur Histologi Jaringan Darah
Secara
histologik jaringan darah dibedakan menjadi sel darah merah (eritrosit)
sel darah putih (leukosit) dan keping darah (trombosit).
§ Sel darah merah (Eritrosit)
Eritrosit
terdiri dari Hb, tidak bernukleus dengan eosin berwarna pink. Besarnya
uniform, kira – kira 7,6 µm dan dapat digunakan sebagai ukuran terhadap
besar jenis sel yang lain.
§ Sel darah putih (Leukosit)
Sel darah putih (Leukosit) dibedakan menjadi agranulosit yaitu sel darah putih yang sitoplasmanya tidak bergranula dibedakan menjadi limfosit dan monosit dan granulosit yaitul darah putih yang mempunyai granula dibedakan menjadi leukosit neutrofil, eusinofil dan basofil.
§ Keping darah (Trombosit)
Secara
histologis, pada trombosit tampak pada bagian tengah berbutir halus,
dan bagian tepi dengan zone hialin dan mengandung mitokondria, retikulum
endoplasma yang menjaga trombosit agar tidak pecah.
1.3 Jaringan Darah Dalam Organ
Jaringan darah terdapat dalam organ jantung, hati, paru – paru, ginjal, sum – sum tulang belakang, dan lidah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar