Dahulu, ketika kita kecil hal
apakah yang membuat diri kita seperti sekarang? coba diingat dan
direnungkan. Lupa? Gini deh, apa yang orang tua kita berikan pertama
kali kepada kita saat itu dan apa hasilnya pada diri kita sekarang..baik
kah? atau buruk kah? atau kita sendiri sekarang sedang bingung menilai
diri kita? tidak usah bingung, berikut ini 3 cara menilai diri sendiri :
1.
Sebuah NAMA, coba tanyakan kepada orang tua kita sendiri apa alasan
mereka memberikan sebuah nama kepada kita saat itu. Jika memiliki arti
maka terus kembangkan potensi kita sesuai dengan alasan mereka
memberikan sebuah nama kepada kita, namun jika orang tua kita tidak
beralasan memberikan sebuah nama pada saat itu maka sekaranglah saatnya
kita berusaha untuk membentuk sebuah arti dari nama kita. Tidak ada
satupun orang tua yang memberikan sebuah nama buruk untuk buah hatinya,
jadi jika kita pernah berkelakuan buruk maka sekaranglah saatnya untuk
kita berkelakuan baik seperti nama yang selalu dibawa tiap hembusan
nafas kita.
Contoh
: Sebut saja sebuah nama A, nama beliau tidak beralasan dari orang tua
nya, maka si A ini harus menjadi panutan yang baik bagi si B,C,D dan
seterusnya sampai si Z.
2.
Sebuah KEGAGALAN, apa kegagalan terbesar sepanjang hidup kita? coba
diingat dan dicatat. Berikutnya, apa alasan kita menganggap bahwa
kegagalan tersebut adalah yang terbesar? Begini, pada dasarnya tidak
pernah ada istilah "Kegagalan Terbesar" dalam hidup seorang anak manusia
kecuali ia telah mati akan tetapi hanya ada istilah "Kesuksesan
Terbesar" selama kita masih hidup. Jadi, selama kita masih bisa bernafas
maka kita masih berpeluang menciptakan kesuksesan terbesar! catatlah
dan kumpulkan kegagalan kecil yang pernah anda lakukan dahulu dan
tulislah yang berlawanan dengan kegagalan kecil tersebut maka disitulah
anda akan menemukan sebuah jejak menuju keberhasilan besar. Ada istilah
"kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda", percaya atau tidak istilah
ini hanya berlaku bagi mereka yang mau melakukan perbandingan.
Nasib malang bagi mereka yang tidak melakukan perbandingan, karena
mereka akan selalu kehilangan jejak menuju keberhasilan besar.
Contoh
: Seorang ilmuwan terkenal, Albert Einstein. Beliau pernah melalui
kegagalan puluhan bahkan sampai ribuan kali namun pada akhirnya dia
mencapai kesuksesan dan kesuksesan beliau pun kita rasakan sampai beliau
wafat. Beliau belajar dari kegagalan dan selalu berinovasi mencoba hal
baru untuk mencapainya, tentunya ini bukti bahwa beliau tidak pernah
menemukan kegagalan terbesar sepanjang hidupnya. Tidak ada bedanya
dengan kita bukan?? selamat mencoba dan mencoba :)
3.
Sebuah KEHORMATAN, apakah kita termasuk tipikal orang yang selalu
menghormati orang lain? atau sebaliknya..kita termasuk orang yang tidak
dihormati oleh orang lain? Dalam hal hormat menghormati tentunya kita
sudah sering diajarkan bahkan sejak sekolah dasar, nah..sekarang
catatlah sudah sejauh mana kita memiliki rasa hormat menghormati!
Dimulai dari Diri kita,Keluarga kita (Ayah,Ibu, Adik dan Kakak), Sahabat
kita maupun tetangga kita. Setelah kita mencatatnya dan kembali
melakukan perbandingan maka kita bakal nemuin tuh yang namanya rasa hormat baik didalam diri maupun untuk orang lain.
Contoh
: Si A selalu dihina setiap harinya, namun ia tetap tersenyum dan
selalu berusaha menghormati si B s/d si Z dengan mempelajari alasan
orang lain tidak menghormatinya lalu memperbaiki diri maka tidak menutup
kemungkinan si A akan dihormati sepanjang hidupnya.
Rasanya
dengan tiga cara diatas, kita sudah bisa menilai siapa kita dan apa
yang akan kita lakukan selanjutnya untuk diri ini dan orang lain
terutama untuk keluarga kita (Anak dan Istri) sendiri nantinya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar